Senin, 09 Juni 2014

KOTA SAUMLAKI MERUPAKAN PINTU GERBANG MASUK MENUJU KEPULAUAN TANIMBAR

Tinjauan :

 

Di suatu tempat di perairan timur Indonesia, antara Pulau Aru dan Kepulauan Kei di bagian timur, serta Pulau Timor di sebelah baratnya, berdirilah sebuah kepulauan nan indah bernama Tanimbar. Kepulauan ini terdiri dari 65 pulau-pulau kecil sebagai bagian dari provinsi Maluku. Beberapa pulau yang dikenal adalah Fordate, Larat, Molu, Maru, Wotap, Wuliaru, Selu, Sera, Selaru, dan yang terbesar adalah Yamdena.

Berlayar dari Darwin, Australia menuju Laut Banda dengan Bandaneira atau  Ambon sebagai tujuannya maka Saumlaki di Pulau Yamdena yang berhutan lebat adalah perhentian pertama yang sanggup menyegarkan pikiran dan perasaan Anda. Saumlaki dikenal sebagai kota terbesar di Tanimbar yang berkembang dengan pengaruh kental Misionaris Kristen sejak tahun 1629.

Letak Saumlaki berada di Pulau Yamdena yang merupakan bagian dari Kepulauan Tanimbar. Kota ini adalah ibu kota Kabupaten Maluku Tenggara Barat setelah pemekaran tahun 1999. Mayoritas penduduknya tinggal di daerah pantai dengan daratan kapur dan karang.

Pelabuhan Saumlaki terletak di pantai selatan Yamdena. Di bagian barat pulau ini masih berawa dan sedikit berbukit di bagian timurnya. Tempat tinggal penduduk di pesisir pantainya begitu terlihat damai, menara gereja muncul di antara pepohonan rimbun yang gagah menghadap kota. Dua pertiga dari penduduk Tanimbarese adalah pemeluk agama Katolik dan Kristen. Sisanya adalah Islam, Budha, dan aliran kepercayaan animisme.

Pelancong masa lalu mengatakan bahwa penduduk setempat kurang ramah dibandingkan dengan penduduk di Maluku. Sebagai daerah yang hampir terisolasi di Maluku, Tanimbar masih memaksakan diri untuk memperbaiki keterbatasan fasilitas layanan umum. Kota Saumlaki sendiri dibangun di sekitar jalan utama dengan gaya ruko Cina yang tidak biasa.

Meskipun atraksi di sekitar pulau-pulau kurang populer namun petualang mungkin dapat menemukan jejak historis dan berinteksi akrab dengan penduduknya.

Kegiatan :

 

Saumlaki memiliki beberapa pantai indah salah satunya adalah Pantai Weluan yang memiliki air jernih dan pasirnya yang halus.
Berikut ini beberapa tempat lain yang bisa menginspirasi Anda ketika berkunjung ke pulau ini.
  • Desa Olilit yang terletak ke arah Bandara Olilit memiliki bangunan Kristus Raja. Bangunan ini adalah tempat ziarah utama umat Katolik di Yamdena. Wisata kristiani ini terletak di atas bukit dengan patung besar dan suasana yang nyaman untuk berdoa. 
  • Di jalan menuju Desa Olilit, Anda bisa berputar ke arah pesisir pantai dan akan menemukan Pantai Weluan yang bersih dan damai sehingga layak dikunjungi.
  • Anda bisa menyewa kapal di Pantai Weluan untuk menuju sebuah pulau dengan bebepa formasi batuan yang unik berdiam manis di tepi pantainya.
  • Desa Tumbur di pantai barat daya Yamdena layak Anda kunjungi. Penduduk di desa ini mengukir kayu sebagai profesi utama mereka. Cari tahu perbedaan artistik tentang ukiran kayu modern, ukiran kayu abad pertengahan, dan ukiran kayu kuno.
  • Hal terbaik yang ditawarkan Yamdena mungkin adalah formasi batu megalitik di Sangliat Dol. Tepat di pusat desa terdapat batuan berbentuk perahu dan Anda juga bisa menaiki sebuah tangga batu yang mengarah ke batuan berbentuk perahu lainnya.  
  • Sekitar 12 kilometer dari Sangliat Dol, terdapat beberapa batuan berbentuk perahu, tapi dengan formasi yang berbeda. Anda bisa menemukannya di Desa Arui Bab. 
  • Dan masih banyak tempat yang bisa anda kunjungi lagi.

Berbelanja :


Di Kampung Tumbran ada ukiran patung dari kayu eboni dengan kualitasnya tinggi bahkan telah di ekspor. Harga patung ini mulai Rp20.000,00 hingga Rp500.000,00. Pilhlah yang Anda sukai untuk mempercantik dekorasi ruangan.
 

Transportasi : 

 

Untuk mencapai pulau terluar ini Anda membutuhkan waktu 5.5 jam perjalanan udara dari Jakarta ke kota Saumlaki. Rutenya adalah: Jakarta - Ujung Pandang - Ambon-Saumlaki.
Bandar Udara Olilit di Saumlaki memiliki ukuran landasan pacu 1.200 x 23 m. Letaknya dekat dengan kota Saumlaki sekitar 2 km. Rencana bandara ini akan dipindahkan ke Desa Lolurun di Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Maluku Tenggara.

Akomodasi : 

 

Tidak banyak tepat untuk menginap di Saumlaki tapi jika Anda tidak memiliki pilihan maka ada beberapa penginapan yang tersedia di sini. Akan tetapi, tidak satu pun dari penginapan tersebut memiliki telepon. Akomodasi di Saumlaki dan Tanimbars merupakan yang paling mahal.
Pantai Indah adalah penginapan dengan fasilitas kipas angin namun termasuk mahal untuk penginapan yang tidak memiliki pendingin ruangan. Temukan lokasinya di Jalan Kampung Babar, Telp. (0918) 21282.
Penginapan Ratulel merupakan penginapan sederhana namun bersih dengan menggunakan kamar mandi bersama.

Kuliner :

 

Warung merupakan pilihan terbaik untuk mencicipi kuliner di Tanimbar. Saumlaki sendiri mempunyai potensi hasil laut yang melimpah namun sebgaian besar kebutuhan barangnya harus dibeli dari Surabaya.
 

 

Minggu, 08 Juni 2014

LETAK KEPULAUAN TANIMBAR DI PETA INDONESIA

Letak Pulau Tanimbar

KONDISI GEOGRAFIS KEPULAUAN TANIMBAR


Kepulauan Tanimbar adalah bagian dari gugus pulau di provinsi Maluku yang terletak di bagian selatan. Secara astronomis, kepulauan tanimbar terletak pada 60 – 8030’ Lintang Selatan dan 125045’ – 1330 Bujur Timur. Kepulauan Tanimbar berbatasan langsung dengan :
Utara : Laut Banda
Selatan : Laut Timor dan Arafura
Barat : gugus Pulau Babar Sermata, Kab Maluku Barat Daya
Timur : Laut Arafura

Posisi Kepulauan Tanimbar secara jelas dapat dilihat pada gambar – gambar berikut ini:
Gambar 1. Posisi Kep. Tanimbar-Kab. Maluku Tenggara Barat (Sumber: Google Earth)   
Gambar 2. Pulau-pulau di Gugus Pulau Tanimbar (Sumber: DKP MTB) 
Gugus pulau Tanimbar terdiri dari 174 pulau baik yang berpenghuni maupun tidak berpenghuni . Dari total pulau tersebut, hanya 1 pulau yang tergolong pulau besar sekaligus sebagai daratan utama (mainland) yakni Pulau Yamdena, sedangkan sisanya tergolong sebagai Pulau Kecil (≤ 2000 km2) sebagaimana kriteria yang terdapat dalam UU No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Panjang garis pantai kepulauan Tanimbar adalah 1623,2695 km. Jumlah pulau, panjang garis pantai dan luas di setiap kecamatan yang terdapat di Kepulauan Tanimbar dapat dilihat pada Tabel 1.

Secara administratif, kepulauan Tanimbar secara keseluruhan merupakan wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat, sehingga ketika kita menyebut Kabupaten Maluku Tenggara Barat (selanjutnya ditulis MTB) maka ingatan kita secara otomatis adalah kepulauan Tanimbar. Wilayah Kabupaten MTB pada awalnya meliputi beberapa gugus pulau lain di bagian barat kep Tanimbar, yaitu Kep. Babar, Lemola (Leti Moa Lakor) dan Pulau – pulau terselatan. Namun seiring dengan tuntutan pemekaran daerah, maka ketiga gugus kepulauan tersebut telah berdiri sendiri sebagai satu wilayah otonom baru dengan nama kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) berdasarkan UU no 13 tahun 2008. Dengan demikian secara de facto, Kabupaten MTB hanya terdiri dari kepulauan Tanimbar. Mencermati proses pemekaran yang terjadi, maka nama kabupaten MTB sebenarnya tidak tepat lagi. Nama Kabupaten Kepulauan Tanimbar semestinya menjadi pertimbangan untuk mengganti Nama Kabupaten MTB karena lebih bersifat site spesifik (spesifik lokasi). Namun tentu saja tidak semudah yang dibayangkan karena perubahan nama tersebut membutuhkan proses yang panjang.

Dengan pemekaran tersebut, saat ini secara administrasi pemerintahan, Kabupaten MTB yang meluputi seluruh gugus pulau Tanimbar mempunyai luas keseluruhan 53.251.20 km2 yang terdiri dari wilayah daratan seluas 6 192 Km2 (11.63%) dan wilayah perairan seluas 47.059,20 Km2 (88.37%). Luasnya wilayah perairan seperti tersebut diatas menunjukan bahwa wilayah kepulauan Tanimbar memiliki potensi sumberdaya pesir dan laut yang sagat kaya yang dapat berguna untuk pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat Tanimbar.

Dikepulauan Tanimbar terdapat 9 kecamatan antara lain Kecamatan Kormomolin, Kecamatan Nirunmas, Kecamatan Selaru, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kecamatan Tanimbar Utara, Kecamatan Wermaktian, Kecamatan Wertamrian, Kecamatan Wuarlabobar dan Kecamatan Yaru dengan 70 desa, 15 anak desa dan 1 kelurahan. Nama dan ibu kota kecamatan jumlah pulau, jumlah desa, anak desa dan kelurahan di setiap kecamatan secara lengkap dapat dilihat pada Tabel berikut:

Sumber : Pemda MTB (2009); DKP-MTB (2007)   

Sumber :



HISTORY TANIMBAR ISLANDS

Tanimbar Islands
Memang tidak dipungkiri sejarah bisa meninggalkan jejak tanpa itu tidak menjadi suatu bukti yang konkrit untuk menceritakan kepada anak-anak cucu kita maupun generasi muda yang akan datang guna menggali kembali cerita sejarah yang nyata, mistik yang tidak bisa kita bayangkan dengan berbagai peristiwa-peristiwa yang terjadi… cerita dibawah ini berdasarkan hasil kunjungan ke Desa Alusi Krawain bertemu dengan Tokoh Tokoh Adat, Masyarakat Desa, Pemerintah Desa dalam suatu Rapat bersama pada setahun yang lalu.

Risalah,

Pantai Beliau

Pantai Beliau

Tokoh Penatua yang masih hidup, Presiden Soekarno dengan Seorang Bayi yang masih hidup, sampai sekarang, Pencipta Lagu Penyambutan Presiden Soekarno (Mondos Sorlury) Trio yang menyanyikan lagu didepan Soekarno saat itu, (Titus Melsasail, …….),

Tokoh Sejarah pada waktu itu, Kol. Pieters, Dr. Haulussy, beberapa Duta, dan Pasukan Panpres, yang turun di Pantai Beliau Desa Alusi Krawain Tiba pada tanggal 05 November 1958 yang sekarang dinamakan Pantai Beliau. pada waktu pulng masyarakat Desa Alusi Krawain memberikan 3 (Tiga) buah Hadiah terdiri dari Suling, Tipa dan sebuah Batu.

Dalam penulisan ini saya kaitkan masa pemerintahan waktu itu dan disimpulkan kenapa 5 (SILA) yang dikumandangkan dengan Adat Pemerintahaan waktu itu (Purba). masa Indostronesia. 5 (lima) basudara dalam fungsi Adat, Pemerintah dan Agama.

Buku ini akan dipublish kepada Generasi Soekarno atau para ahli filsuf sejarah untuk mengkaji dan meneliti kembali bukti sejarah burung garuda (LUS) sudah ada sebelum masa kerajaan di tanah Jawa.

Kajian ini sangat lama karena dikaitkan dengan kenyataan yang terjadi. Kerajaan Jabori telah hilang namum beberapa prasasti dan keturunannya masih ada sampai sekarang.

Dalam penulisan ini saya kaitkan masa pemerintahan waktu itu dan disimpulkan kenapa 5 (SILA) yang dikumandangkan dengan Adat Pemerintahaan waktu itu (Purba). masa Indostronesia. 5 (lima) basudara dalam fungsi Adat, Pemerintah dan Agama.

Buku ini akan dipublish kepada Generasi Soekarno atau para ahli filsuf sejarah untuk mengkaji dan meneliti kembali bukti sejarah burung garuda (LUS) sudah ada sebelum masa kerajaan di tanah Jawa.

Kajian ini sangat lama karena dikaitkan dengan kenyataan yang terjadi. Kerajaan Jabori telah hilang namum beberapa prasasti dan keturunannya masih ada sampai sekarang.

Under Construction…

Saat ini telah diadakan kajian kembali dengan Dialog Budaya yang dilaksanakan ke 5 (Lima) Desa yang setiap saat pada musim pamirih (Buka kebun baru) terjadi sengketa atas batas tanah rekonsilisasi ini menggali kembali budaya lokal dimana Sejarah Awal masuk Ajaran Katolik pertama kali di pesisir Yamdena bukti Gereja Tua tinggal puing-puing karena waktu dan kondisi alam yang berubah juga tempat Natar Resitalu (tempat tersebut dimana sebagai tempat adat). Dialog ini dilaksanakan oleh DInas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Maluku Tenggara Barat.

APA lambang Negara Republik Indonesia? Ya betul, BURUNG GARUDA. Mengapa Negara kita menggunakan lambang Negara seperti itu? Sejak kapan kita menggunakan lambang Negara tersebut? Apa saja arti dari Lambang Negara RI itu?

Burung garuda berdekatan dengan burung elang Rajawali. Burung ini terdapat dalam lukisan di candi-candi Dieng yang dilukiskan sebagai manusia berparuh dan bersayap, lalu di candi Prambanan, dan Panataran
berbentuk menyerupai raksasa, berparuh, bercakar dan berambut panjang.

Beberapa kerajaan di pulau jawa menggunakan Garuda sebagai materai/stempel kerajaan, seperti yang disimpan di Musium Nasional, adalah stempel milik kerajaan Erlangga.

sultan_abdul_hamid2-01 Burung Garuda ditetapkan sebagai lambang Negara RI sejak diresmikan penggunaannya pada 11 Februari 1950, dan dituangkan dalam Perautan Pemerintah no 66 tahun 1951. Penggagasnya adalah Sultan Abdurrahman Hamid Alkadrie II atau dikenal dengan Sultan Hamid II, yang
saat itu sebagai Mentri Negara Republik Indonesia Serikat (RIS).

Asal-Usul Lus (Elang Besar) Garuda (2)

Sejarah bisa terukur dan memberikan suatu nilai apabila kita menarik suatu benang merah sehingga pengungkapan-pengungkapan cerita sejarah dapat diterima bagi kita, generasi penerus mengetahui sejarah tersebut.
Tanjung Jabori ALusi

Tanjung Jabori ALusi

Awal perjalanan zaman pertengahan terjadi peperangan antar kampung/desa sehingga pengungsian ke daerah aman terjadi bagi kaum-kaum bangsawan/ningrat yang jauh dari peperangan dan menuju pulau yang belum berpenghuni,… inilah merupakan perkembangan suatu generasi maupun kampung dan asal usul ini merupakan awal sejarah yang dimulai dari perjalanan dimaksud.

Awal Mula Jabori di Desa Alusi

Alitutun… ataukan Jabori…

Kerajaan Jabori… apakah masih ada,… bekas-bekas prasasti,… keturunan hingga sekarang,…? begitu banyak yang belum terungkap hingga sekarang… didaerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang beribukota Saumlaki yang berada di Propinsi Maluku, secara adat masih berlum diceritakan secara detail dan belum diekspos tentang Perjalanan-perjalanan baik secara personal (Marga), marga (Soa), atau Kampung (Nus)…

Kerajaan Jabori masih belum ada pengungkapan-pengungkapan yang pasti hingga Penulis menceritakan dan menggariskan sesuai Benang Merah Perjalanan awal akibat terjadi Peperangan antar Kampung yang berada di Pulau Selaru (JABORI) hingga keseberang Pulau Latdalam (Sekarang Desa Latdalam)…

Kisah ini menceritakan hingga Keberadaan Burung Lus (Alusi) yang berada siapa pemiliknya, siapa yang mendoakan, dan siapa yang memanah hingga mati dan dibagi-bagi sebagai bukti sejarah hingga sekarang…

Benang Merah… ada 5 (Lima) Saudara hingga membentuk suatu kampung baru… terdiri dari Ken Lorfan (Krawain), Ken Atafun (Thamrian), Ken Nawak (Sangliat Krawain), Ken Rawan (Kilmasa), dan memiliki suatu Sudara perempuan Ken… (Latdalam) SOA LEREBULAN.

Perjalanan pertama meninggalkan 1 saudara perempuan di Desa Latdalam (Ken….) dan melakukan perjalanan lagi ke Olilit hingga ke Sifnana Kampung Lama (Posisi Timur),… perjalan tersebut pada waktu itu terjadi penyerangan dan melanjutkan ke Sangliat Krawain dan meninggalkan salah satu adalah Ken Nawak karena sudara kami mengalami penyakit kulit, dan atas permintaannya agar dia dapat membersikan kulitnya di sungai krawain sekarang desa Sangliat Krawain hidupnya . Perjalanan kembali diadakan sampai ke Jabori (sekarang dinamakan Tanjung Jampori) tetapi hanya sementara dan mereka lanjut hingga ke Desa Kilmasa (Sekarang) dan meninggalkan salah satu Saudaranya Ken Rawan hingga turunnya sampai sekarang… sebelum melanjutkan ke Desa Kilmasa meninggalkan lagi salah satu saudaranya Ken Atafun di Desa Thamrian hingga keturunnya sampai sekarang. Setelah mengantar dan meninggalkan Saudaranya di Desa Kilmasa maka, Perjalanan Rombongan kembali ke Tanjung Jempori (Jabori dari Selaru/Latdalam), maka yang berada di tempat tersebut adalah Ken Lorfan, Ken Atafun,… sejalan perkembangan dan pencarian kehidupan yang layak maka, Ken Lorfan melakukan perjalanan ke Timur dan hidup di Hutan Ul Solnar (Manusia Kepala Tajam) bukti dan sejarah tengkorak kepala tajam masih tersimpan karena penduduk Desa Alusi Krawain (Sekarang menghanggap hutan tersebut masih keramat dan kejadian-kejadian masih terjadi hingga sekarang.

Hutan-hutan yang sekarang masih dihanggap mistik yang berada di Desa Alusi Krawain, adalah Hutan, Kurmuryar (Pohon Kemiri), Hutan Batdarlolik (Gadis bersolek), Hutan Kelutur, Hutan Sitarangnyau (Kucing mengeong), Hutan Mangayorar (Batu Kecil)

Benang Merah,… Nama Alusi sebenarnya terjadi setelah terbentuk dan dinamakan Jabori hingga Hubungan Kekerabatan Alusi Batdjase, Alusi Bukjalim, Alusi Thamrian, Alusi Krawain, dan Alusi Kelaan, merupakan satu saudara… jika dilihat awal mula Mangbalun (orang pertama). hingga Alitutun - Jabori dan Siapa yang pemiliki Burung (Lus) Garuda atau Elang Besar masih merupakan cerita-cerita yang memiliki versi yang berbeda-beda hingga bukti sejarah masih dipertanyakan hingga sekarang…

Penulis mengarahkan hubungan Lus dari Desa Krawain atas kunjungan Soekarno pada Jaman pergolakan RIS dan Pancasila masih dirong-rong dari dalam maupun diluar hingga dikukuh pancasila sebagai dasar negara kita yang memiliki suatu idiologi bangsa kita yang penuh keanekaragaman.

Kunjungan Soekarno diluar Agenda Perjalanan ke Wilayah Timur Indonesia tepatnya Desa Alusi Krawain Kecamatan Kormomolin Kabupaten Maluku Tenggara Barat Propinsi Maluku… sampai sekarang masih tanda tanya besar kenapa Beliau Presiden RI sampai turun dan berlabuh di Desa Alusi Krawain…??? apakah tongkatnya menuju ke arah suatu tempat, ataukah kaca matanya dapat menembus suatu wilayah yang berbau daya mistik tinggi… ataukah Desa Alusi Krawain ada tersimpan suatu Benda yang dapat menarik kunjungan Soekarno ke Desa tersebut…

Analisa Penulis… kembali ke sejarah peradaban Jabori dan Burung Lus dahulu belum ada kata atau nama Desa Alusi berhubungan dengan Pembentukan Negara RI yang memiliki Idiologi Pancasila (Lima Sila). Pada tanggal 05 November 1958 dan Lahirnya Pancasila 01 Juni 1945 ….. yang diusulkan oleh Sultan Hamid…

kalo ada kesalahan mohon di perbaiki. kalau ada kekurangan mohon di tambahkan. kalo ada kesalahan mohon di maafkan dan di beritahukan yang benar.
 
Diberdayakan oleh Blogger.